Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin optimistis angka stunting bisa turun 14 persen di tahun ini. "Harus optimis terus," kata Budi pada saat Penandatangan MoU Pentahelix Program Entaskan Stunting, Kementerian Kesehatan bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Jumat (2/2/2024). Meski begitu, Budi mengaku mengejar target angka stunting hingga 14 persen adalah tidak mudah.
Ia mengajak pemerintah, stakeholder hingga masyarakat untuk bekerjasama mengejar target tersebut. "Target 14 persen, target itu yang berat. Kalau target gampang tercapai bukan target namanya. Jadi, kita harus bekerja keras agar turun dari 21 persen ke 14 persen," jelasnya. Menurutnya, untuk mencapai target itu bukan hal mustahil. Sebab, stunting bersifat kronis dan bukan akut.
"Beda kronis dan akut. Kalau akut kena langsung kejadian. Kronis lama baru kejadian, sehingga menyembuhkannya juga begitu, lama. Butuh waktu," papar Budi. Menkes Budi Gunadi Optimistis Indonesia Bisa Capai Target Angka Stunting jadi 14 Persen BKKBN Komisi IX DPR RI Upayakan Angka Stunting di Kabupaten Sambas Capai Target 14 Persen
Wawancara Eksklusif Direktur BKR BKKBN: Target Turunkan Stunting ke Angka 14 Persen Prevalensi Stunting di Sumut Turun Signifikan Kini 18,9 Persen: Optimistis Capai Target 2024 Pemkot Pontianak Target Penurunan Angka Stunting Dibawah 14 Persen, Berikut Inovasi yang Dilakukan
Pemkab Sigi Targetkan Angka Stunting Turun Capai 14 Persen di Akhir Tahun 2024 Pemkab Pidie Jaya Berhasil Turunkan Stunting 8,4 Persen, Target Capai 14 Persen Hingga Akhir 2024 Pemkab Nganjuk Libatkan Remaja untuk Tekan Angka Stunting, Target Turun 14 Persen pada 2024
Stunting sendiri merupakan masalah gizi kronis yang diakibatkan kekurangan gizi selama bertahun tahun. Situasi ini, kata Budi sangatlah penting karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan intelektualitas anak. Lebih lanjut Budi menjelaskan jika peran Kemenkes hanya 30 persen dalam mencegah stunting.
"Peran Kemenkes 30 persen. Tapi peranan di luar sektor kesehatan 70 persen," kata Budi lagi. Sebagai contoh, air yang digunakan harus bersih, begitu pula dengan rumah. Tempat tinggal perlu dalam kondisi layak huni dan juga bersih.
Pendapatan orang tua juga perlu cukup agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi. Pernikahan juga jangan dilakukan pada usia dini. Kalau sudah menikah, hamil harus direncanakan dan jaga jarak usia anak.
Jangan lupa, asupan gizi ibu hamil perlu cukup. Sebelum hamil, lengan ibu perlu diukur. Jika di bawah 23,5 cm maka asupan gizi harus ditambah. "Baiknya balitanya gizinya juga cukup. Biasanya kekurangan protein hewani. Itu sebabnya harus dikasih telur, ikan, atau daging ayam itu penting sekali buat anak anak," tambah Budi.
Budi pun menekankan agar anak terhindar dari infeksi, agar gizi bisa terserap maksimal untuk tumbuh kembang anak. "Infeksi paling banyak itu diare, dan Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Itu sebabnya kami kasih vaksin PCV dan rotavirus. Itu yang dilakukan Kemenkes," jelas Budi. Lebih lanjut Budi pun menekankan masalah stunting tidak bisa diatasi sendiri.Apalagi, melihat pengalaman dari Indonesia menghadapi pandemi Covid 19.
Menurutnya, perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah kesehatan ini. "Harus jadi program gerakan masyarakat. Kita memfasilitasi," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.